Kasus Covid-19 di Kotamobagu Melonjak, Dinkes Gencarkan Penyuluhan

0
222

Kotamobagu, Inatonreport.Com – Angka positif Covid-19 di Kota Kotamobagu terus mengalami lonjakan. Data Satgas Covid-19 Kotamobagu hingga kemarin, Senin(26/7/2021), jumlah positif harian 22 kasus, sehingga total positif Covid-19 sampai hari ini berjumlah 123 orang.

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Kesehatan Kotamobagu dr.Tanty Korompot mengakui ada lonjakan kasus yang terjadi, Selasa(27/7/2021).

Menurut dia, meski ada lonjakan, tapi dia meyakini pada Agustus nanti akan trennya menurun. Hal ini, terjadi akibat terbentuknya herd immunity (kekebalan kelompok).

Dia berkesimpulan, penyebaran virus Covid-19 terutama varian delta yang penyebarannya cukup cepat telah memapari banyak orang. “Hanya satu menit saja kita berada bersama orang yang membawa virus varian delta, kita sudah bisa terpapar,” kata Tarty.

Disoal apa kebijakan pemerintah ada yang salah, menurut dia tidak ada yang salah. Semuanya sudah dilakukan. Bahkan, kata Tarty, penyuluhan kepada masyarakat cukup gencar dan masif.

“Setiap hari kita memberikan penyuluhan. Judul penyuluhannya pun selalu berganti-ganti sesuai dengan kondisi yang ada,” tandasnya.

“Seperti sekarang masyarakat sudah divaksin merasa tidak perlu lagi pakai masker. Mereka kita beri penyuluhan, bahwa ketika kita sudah divaksin bukan berarti melindungi kita seratus persen, tapi tetap melaksanakan 6 M. Mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas dan meningkatkan imun,” terangnya.

Selanjutnya dia menjelaskan keadaan mengapa ada peningkatan yang cukup tinggi akhir-akhir ini. Menurut dia, penyebabnya utamanya Kota Kotamobagu sebagai kota jasa, dimana banyak orang yang masuk keluar. “Mobilitas orang cukup tinggi. Tertinggi di Bolmong Raya, sehingga setiap orang bisa masuk, siapa pun dia,” katanya.

Apalagi kata Tarty, pengetatan masuk keluar orang di Kotamobagu masih kurang ketat. Dan ini bukan hanya di Kotamobagu, melainkan pula se-Indonesia terjadi hal yang sama.

Kalau memang ada pengetatan harusnya ada penjagaan disetiap perbatasan. Tidak ada yang masuk dan keluar. Ini tidak, ketat tapi orang masih bisa masuk, tambahnya.

Katanya, meski saat ini kita di PCR hasilnya negatif, tidak menutup kemungkinan terpapar saat melakukan perjalanan. Demikian pula sebaliknya. Menurut dia, sistim pengetatanya ini yang lebih perlu dipertajam lagi.

*Ridwan

LEAVE A REPLY

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.