Kotamobagu, Inatonreport.Com – Berdasarkan data dari Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Disdagkop UKM) Kotamobagu, terdapat 15.056 UMKM yang berkembang di Kotamobagu untuk tahun.
Kepala Seksi UKM Disdagkop UKM Kotamobagu, Ratna Adharani, mengatakan, jumlah tersebut terdiri dari 14.837 Usaha Mikro Kecil (UMK) serta 219 Usaha Mikro Besar (UMB).
“Pelaku usaha itu terus mendapatkan dorongan dan bantuan dari pemerintah,” ungkap Ratna, Selasa (17/9/2018).
Sedangkan, menurut Kepala Bidang Tenaga Kerja Idris Amparodo, kehadiran UMKM mampu menekan angka pengangguran yang ada. Idris menyebutkan, dari 15.056 UMKM, terdapat 32 982 tenaga kerja kotamobagu.
“Nah, dari data tersebut, terdapat 28.308 tenaga kerja yang bekerja di UKM dan 4.674 jiwa yang bekerja di UMB. Sehingga memang kehadiran UMKM mampu menyerap tenaga kerja dan menekan angka pengangguran,” ujarnya.
Hal tersebut juga dibuktikan dengan Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kotamobagu dimana dari tahun ke tahun angka pengangguran di Kotamobagu terus menurun. Pada 2015, terdapat 5.637 jiwa yang tidak bekerja atau menganggur, kemudian turun hingga 3.052 pada 2017 lalu.
Menurut Staf Pelayanan Statistik, Djamila Akuba, turunnya angka pengangguran di Kotamobagu karena mulai tersedianya lapangan pekerjaan serta tingginya minat bekerja di Kotamobagu.
“Angka pengangguran itu sedikit karena ada penambahan atau banyak yang bekerja, atau ketersediaan lapangan kerja yang semakin besar dan banyak. Sahingga mampu menekan angka pengangguran di Kotamobagu,” kata Akuba.
Lanjut Akuba, kondisi ketenagakerjaan yang menyangkut pengangguran tidak lepas dari sektor-sektor UMKM. Jumlah penduduk yang bekerja di tiap sektor menunjukan kemampuan, sektor tersebut dalam penyerapan tenaga kerja.
“Selama Agustus 2016 dan 2017, sektor yang mengalami peningkatan persentase penduduk yang bekerja adalah sektor industri dan UMKM sebanyak 2,19 poin, sektor perdagangan dan jasa akumulasi sebanyak 2,19 poin, dan sektor yang mengalami penurunan adalah sektor pertanian yaitu 0,4 persen,” papar Akuba.
*Anto