Boltim, Inatonreport.Com – Bagi anda penikmat dan pecinta kopi di wilayah Bolaang Mongondow Raya (BMR), patutlah jika mencoba Kopi Boltim. Meski terbilang produk baru, usaha kopi yang tergabung dalam Industri Kecil dan Menengah (IKM) Inaton ini, rupanya sudah banyak di kenal masyarakat.
Kemasan Kopi Boltim terbuat alufoil dengan zipper atau klip, kemudian untuk menutup di press dengan sealer listrik/hand sealer. Hal tersebut dilakukan demi menjaga kebersihan dan kualitas rasa.
Berbahan dasar kopi jenis Arabika, Kopi Boltim di olah secara tradisional, tanpa bahan pengawet, tanpa bahan kimia, tanpa bahan campuran, dan tentunya halal.
Produsen Kopi Boltim, Abdul Muhaimin, kepada media ini mengaku menerima pesanan Kopi Boltim bukan hanya dari Boltim saja, namun dari Kotamobagu hingga Kota Manado.
“Perharinya minimal kita produksi 5 kilogram,” ujar Eming sapaan akrabnya.
Untuk meningkatkan penjualan, Eming juga membuka peluang bagi reseler yang ingin memasarkan Kopi Boltim. Dan tentunya, hal tersebut akan menjadi peluang bisnis yang menguntungkan bagi mitra bisnisnya.
“Saya sangat membuka lebar peluang bisnis bagi siapa saja yang berminat memasarkan Kopi Boltim,” ucap Eming.
Eming menjelaskan, Kopi Boltim di kemas dengan berbagai ukuran, mulai dari 100 gram, 150 gram, 200 gram, 250 gram, dan 500 gram dan 1 kilogram.
“Harganya kalau 100 gram Rp12.000, 150 gram Rp20.000, 250 gram 30.000, dan 500 gram Rp47.000, dan 1 kilogram Rp.85.000,” urai Eming.
Bagi yang ingin memesan atau menjadi mitra bisnis, lanjut Eming, bisa langsung mengunjungi lokasi produksi di Desa Purworejo Timur Kecamatan Modayag Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim).
“Atau juga bisa menghubungi saya di nomor 0822 2627 2232, atau di nomor WhatsApp 0851 4545 4472,” tutur Eming.
Dengan usaha tersebut, eming berharap industri kopi lokal dapat menjadi primadona bagi penikmat kopi baik di dalam maupun di luar BMR.
“Kopi lokal tidak kalah dengan kopi dari luar. Jadi tak ada salahnya jika kita mempromosikan kopi lokal menjadi kopi pilihan untuk di konsumsi sehari-hari,” tutup Eming.
*Heri S.