Kotamobagu, Inatonreport.Com – Tidak dapat dipungkiri, perkembangan teknologi informasi kian pesat, bahkan ikut memengaruhi seluruh sendi kehidupan.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kotamobagu merasakan perlunya menjaga dan melestarikan budaya lokal di masa milenial saat ini.
Budaya Bolaang Mongondow menjadi corak budaya yang dilakoni masyarakat Kotamobagu perlu mendapat perhatian.
Bertempat di Lembah Bening, Rabu(21/11), Disparbud menggelar Seminar Budaya Bolaang Mongondow tentang Sejarah Kerajaan Bolmong, Revitalisasi dan Reaktualisasi Seni Budaya Lokal serta Pantun/Sajak Daerah (Salamat).
Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kotamobagu, Agung Adati, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, globalisasi beriringan dengan modernisasi menyebar ke seluruh dunia. Itu sebuah keniscayaan yang tidak dapat ditolak.
“Di era ini, globalisasi teknologi informatika memerankan sebuah revolusi yang merasuki semua sudut kehidupan, termasuk kebudayaan,” terangnya.
Lebih lanjut, masyarakat di belahan dunia manapun masing-masing memiliki adat dan seni budaya (custom and culture) yang berperan menjadi karakteristik bangsa dalam menuntun kehidupan budaya suatu bangsa. Namun, katanya lagi, dinamika komunikasi dan informasi yang begitu cepat mengakibatkan pergeseran nilai budaya yang nyata pula. Banyak generasi muda telah lupa akan budayanya sendiri. ”
“Mereka terlena akan gemerlapnya dunia modern,” ujarnya.
Disisi lain, akar budaya dan jati diri yang telah diwariskan nenek moyang bangsa kita, ikut berubah. Perubahan bentuk budaya dahulu berubah mengikuti perubahan bentuk budaya baru dalam wujud kekinian.
Dampak negatif globalisasi menurut Agung, tidak hanya mengancam eksistensi budaya lokal, namun dapat memusnahkan budaya lokal secara masif.
Menyikapi perkembangan budaya sekarang ini, maka perlu di gelar seminar. Apalagi Kotamobagu memiliki visi sebagai kota jasa dan perdagangan berbasis kebudayaan lokal menuju masyarakat sejahtera dan berdaya saing.
*Ridwan