Bolmut, Inatonreport.Com – Dalam kegiatan rutin mingguan yang dipusatkan di lapangan olahraga Desa Binjeita, dengan tema ‘Sosialisasi Penanggulangan DBD’, terjadi insiden salah memberi informasi yang membuat bupati dan sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) naik pitam.
Dalam sambutannya, Bupati Bolmut Depri Pontoh, sempat menyinggung pemagaran lahan oleh sejumlah oknum yang tidak bertanggung jawab. Padahal lahan tersebut telah dibebaskan oleh pemerintah daerah yang peruntukan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, seperti gedung kampus nantinya.
“Saya mendapat informasi dari Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) bahwa lahan milik Pemda Bolmut telah dipagar oleh sejumlah orang, dengan alasan agar mendapat perhatian lebih dari pemerintah,” ungkap Depri.
Tapi ketika dikonfirmasi lebih lanjut, bahkan bupati turun dan meninjau secara langsung, ternyata laporan dari yang bersangkutan tidak akurat.
“Saya ingatkan kepada seluruh jajaran Pemkab Bolmut agar jangan sembarangan dalam memberi informasi. Cari tahu kebenaran dan keakuratannya, jangan sampai karena informasi dari Anda yang tidak akurat, akhirnya bisa menimbulkan masalah baru,” tegasnya.
Sementara, Camat Bintauna Nordin Sunge, saat ditemui awak media di lahan yang diduga terjadi pemagaran oleh sejumlah orang mengatakan, benar bahwa telah terjadi pemagaran, akan tetapi itu merupakan kebijaksanaan pemerintah kecamatan, dan tentu telah berdiskusi dengan pemerintah desa setempat.
“Banyak masyarakat yang dengan sengaja membuang sampah sembarangan di lahan tersebut. Sehingga itu, saya beserta sangadi dan para tokoh masyarakat bersepakat agar lahannya dipagar, biar tidak ada lagi masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Dan sudah ditinjau secara langsung oleh pak bupati,” jelasnya.
Terpisah, Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Anton Samin, saat dihubungi via seluler mengungkapkan, apa yang disampaikannya ke bupati hanya telah terjadi pemagaran di lahan milik Pemda.
“Sayangnya saya tidak meninjau secara langsung, tapi memang pemagaran itu telah terjadi. Sesuai dari hasil laporan bawahan saya yang menanyai secara langsung masyarakat setempat, jawaban mereka ada dua, yaitu karena menjadi tempat pembuangan sampah dan agar mendapat perhatian lebih dari pemerintah yang berhubungan dengan pembanguan kampus,” tangkisnya.
*blm/tri b