MESKI telah mendapat klarifikasi dari Kapolres Bolmong sebagai hoax, namun, berita penculikan anak yang beredar di dunia maya belakangan ini patut diwaspadai.
Pasalnya, kasus penculikan di wilayah BMR kini tidak lagi sebatas isu. Seperti dialami Herlina Mondo (29), warga Desa Poyowa Besar (Poybes) 1, Kecamatan Kotamobagu Selatan. Buah hatinya Aldavid Lantong, usia 3 tahun, Senin (20/03) nyaris diculik seorang lelaki yang tidak diketahui identitasnya.
Saat di Polres, Herlina menuturkan kronologis kejadian yang dialaminya. Menurutnya, menjelang sore saat ia tengah beristirahat di kebunnya di perkebunan Kelurahan Matali Kecamatan Kotamobagu Timur. Tiba-tiba ia mendengar seperti ada orang mendatanginya.
“Seketika saya bangun dari tidur. Saat itulah saya melihat ada seorang laki-laki dengan ciri-ciri berkulit hitam, berbadan gemuk, rambut pendek, pakai baju warna kuning dan celana pendek berwarna cokelat. Lelaki itu kemudian mendekati saya dan anak saya,” ujar Herlina.
Sejak awal Herlina sudah menaruh curiga dengan kedatangan orang asing itu. Apalagi di saat bersamaan sang suami tak berada di tempat. Karenanya ketika lelaki misterius itu mengatakan akan meminjam anaknya, Herlina langsung teriak minta tolong.
Mendengar teriakan Herlina, lelaki itu bukannya kabur, namun berupaya merebut anak Herlina yang tengah dalam digendongnya.
“Tarik menarik antara saya dan lelaki itu terjadi. Ia seperti akan merampas anak saya. Tetapi saya berhasil melarikan diri. Dan saat itu saya tak melihatnya lagi,” tutur Herlina.
Karena trauma atas kejadian itu, sembari menggendong anaknya, Herlina melaporkan peristiwa itu ke Polres Bolmong, sebagaimana tercatat dengan laporan polisi nomor STTLP/197.a/111/2017/SULUT/SPKT/RES BM.
“Laporan sudah kami terima. Saat ini tengah dilakukan penyelidikan,” kata Kapolres Bolmong, AKBP Faisol Wahyudi melalui Kasat Reskrim Polres Bolmong, AKP Hanny Lukas.
Menurut Lukas, kasus tersebut sangat meresahkan masyarakat BMR. Karenanya, Lukas mengaku akan segera melakukan penyelidikan lebih jauh terkait kasus percobaan penculikan itu.
Lukas berharap kepada seluruh warga BMR agar dapat memperhatikan anak-anaknya.
“Jika berada di sekolah ataupun berada di mana, orang tua harus perhatikan baik-baik. Jika berada di sekolah maka jemput tepat waktu, dan jangan sembarangan meninggalkan anak sendirian di rumah,” ujar Lukas.
Sementara, menanggapi kasus ini, salah seorang warga Mogolaing mengatakan, kewaspadaan terhadap kasus penculikan anak bukan hanya jadi perhatian orang tua dan pihak kepolisian, tapi juga pemerintan, terutama pihak sekolah.
“Sebagai orang tua, saya heran dengan jam pulang sekolah yang sering tidak pasti,” ujar warga yang meminta namanya tidak disebut.
Menurutnya, akibat jam pulang sekolah yang tak pasti itu, ia kesulitan mengatur waktu untuk menjemput anaknya. Untuk itu, ia berharap agar pihak sekolah menetapkan jam pulang sekolah dengan pasti.
“Jangan, biasanya pulang pukul 11.00 wita. Tiba-tiba tanpa pemberitahuan, pukul 10.00 wita sudah pulang. Akibatnya, anak saya terpaksa pulang sendiri tanpa dijemput,” tutupnya. (kbm/her)