KOTABUNAN – Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, gelar sosialisasi tentang menulis sejarah desa serta pengabdian kepada masyarakat (PKM), Selasa (25/5/2021) kemarin.
Kegiatan yang dihelat di Desa Bulawan, Kecamatan Kotabunan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) itu, turut dihadiri Sangadi (kepala desa, red) Bulawan, Sulaeman Lendongan, perangkat desa Komunitas Momais serta dosen-dosen di Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Unsrat Manado.
Wakil Dekan Dua, Dr. Mariam L. M. Pandean S.S., M. Hum., didampingi Dra.Donna R. Timboeleng, M. Hum., dan Dr. Ivan R.B Kaunang. M. Hum., menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan rombongan di Desa Bulawan.
“Rombongan kami dari Fakultas Ilmu Budaya ini, kami melaksanakan kegiatan promosi di SMA Negeri 1 Kotabunan. Misi kedatangan kami untuk menyosialisasokan bagaimana penyusunan sejarah desa,” tukas Pandean.
Pada kesempatan itu, Ketua Jurusan Ilmu Sejarah Unsrat, Dr. Ivan R.B Kaunang.M. Hum., dalam sambutannya mengatakan bahwa selain menyosialisasikan tentang Fakultas Ilmu Budaya, tujuan dari kegiatan itu untuk pengabdian kepada masyarakat.
“Kami dari Fakultas Ilmu Budaya Sam Ratulangi selain mensosialisasikan tentang Fakultas Ilmu Budaya, juga di dalamnya mensosialisasikan program studi yang ada di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sam Ratulangi. Ada beberapa program studi yaitu jurusan Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Jerman, Jepang dan ilmu sejarah,” terang Kaunang.
“Selain kami melaksanakan sosialisasi di SMA Negeri 1 Kotabunan, kami juga datang di desa untuk pengabdian kepada masyarakat,” sambungnya.
Kaunang menyebut, di Sulawesi Utara (Sulut) ada sekitar 90 persen desa-desa belum memiliki ukuran sejarah sehingga kata Kaunang, pihaknya akan memberikan pengetahuan dan mendorong desa-desa di Sulut untuk membuat buku sejarah desa.
“Kalau kita lihat di Sulawesi Utara ini, 90 persen itu desa-desa di Sulawesi Utara belum memiliki ukuran sejarah desa. Kami memberikan pengetahuan kemudian mendorong desa-desa di Sulawesi Utara bisa membuat buku sejarah desa, kami memberikan pengetahuan untuk kemudian mendorong desa-desa di Sulawesi Utara bisa membuat buku sejarah,” tutur Kaunang.
“Sejarah itu berkaitan dengan identitas dan berkaitan dengan masa lalu dan memori kolektif yang sama, sehingga kalau kita memiliki sejarah desa kita memiliki emosi, perilaku ataupun kemauan yang sama untuk membangun desa ini,” ungkap Kaunang. (*)