Kotamobagu, Inatonreport.Com – Jamu Badahong merupakan produk herbal tanpa bahan pengawet yang diracik oleh seorang pemuda berdomisili di Kelurahan Kotobangon, Kotamobagu Timur, Jirgaf Alburhani.
Menurut cerita Jirgaf Alburhani, jamu Badahong dibuatnya sejak tahun 2009 silam, namun saat itu dia belum memasarkannya. Hanya digunakan untuk ayam aduannya.
“Nanti saya pasarkan pada 2010 tapi waktu saya masih di Makassar, nama jamu itu belum badahong, masih menggunakan nama Baje Pesee (Bahasa Makassar) jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah waji panas,” ungkap sosok pemuda berdarah Bugis ini.
Lanjut Jirgaf Alburhani, setelah Ia pindah domisili di Kotamobagu pada beberapa tahun lalu, Dia melihat jamu tersebut menjadi potensi untuk dipasarkan di Kotamobagu.
“Nah, waktu itu saya melihat kondisi Kotamobagu itu ramai dengan pertarungan ayam Bangkok. Saya berfikir jika jamu ini saya pasarkan di Kotamobagu, tentu ini adalah peluang bisnis yang bagus. Apalagi saya juga adalah penghobi ayam Bangkok tarung,” ungkap pria kelahiran Bulukumba Sulsel 10 Mei 1998 ini.
Sehingga Jirgaf memutuskan untuk membuat jamu tersebut dipasarkan di Kotamobagu. “Tepatnya itu pada bulan juli 2020. Namun namanya bukan lagi menggunakan baje pese, tapi diganti dengan nama Badahong yang digunakan sampai sekarang, sesuai usul dari salah satu teman,” jelasnya.
Untuk pemasaran katanya, saat ini sudah dikirim ke beberap daerah di luar Sulut, termasuk sampai ke sitibondo. “Namun terbanyak pelanggan di Bolmong Raya serta daerah minahasa,” jelasnya.
*Rid