Rentetan Musibah di Bumi Totabuan di Awal Juni, Dari Longsor Hingga Dua Anak Mongkonai yang Hilang Dibawa Arus

Kotamobagu, inatonreport.com – Rentetan musibah yang menimpa masyarakat Bolaang Mongondow Raya (BMR) di awal Bulan Juni 2017, tengah menjadi perbincangan hangat masyarakat sekitar hingga nasional.

Cuaca ekstrim berupa hujan berangin yang menerpa wilayah Bolmong sepanjang hari tersebut, mengakibatkan sejumlah musibah yang menimpa masyarakat.

Begitu banyak penafsiran masyarakat terkait penyebab tragedi yang tengah menimpa, mulai dari rusaknya alam hingga hukuman dari Tuhan kepada hambanya atas kelalaian dan keserakahan manusia.

Bencana longsor dan banjir pertama terjadi di Kelurahan Gogagoman Kecamatan Kotamobagu Barat pada Sabtu (3/6/2017) kemarin. Akibatnya, puluhan rumah warga terendam banjir dan akses jalan Gogagoman-Passi tepatnya di Katulidan tertutup longsor.

Longsor di ruas jalan Gogagoman-Passi.

Selain di Gogagoman, di Kelurahan Matali Kecamatan Kotamobagu Timur juga tak selamat dari bencana banjir. Curah hujan yang tinggi menyebabkan sejumlah rumah warga terendam air bah hingga masuk ke dalam rumah.

Di wilayah Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) juga terkena imbas dari curah hujan yang tinggi. Jalan di wilayah Tapa’Kolintang juga terjadi longsor. Pasarhnya, sebagian badan jalan ambles termakan longsor.

Longsor di wilayah Tapa’Kolintang Bolsel yang memakan sebagian badan jalan. Foto diambil dari akun facebook Julita Sarlota Waturandang, Minggu (4/6).

Terbaru, longsor juga menghantam Kecamatan Lolayan di wilayah Gunung Tumuyu pagi tadi. Longsor tersebut menutup jalan hingga menyebabkan aktifitas masyarakat menjadi lumpuh total.

Longsor yang terjadi di wilayah Tumuyu Kecamatan Lolayan yang menutup seluruh badan jalan.

Namun, hujan deras di sertai angin kencang yang terjadi di Kelurahan Mongkonai, bisa dikatan menjadi musibah paling memilukan bagi masyakarat, dari serentetan bencana di awal Juni ini.

Air got (selokan) yang naik akibat hujan deras tersebut, dikabarkan telah menghanyutkan dua orang warga setempat yakni Fadel (7) dan Adelia (11) yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), Sabtu (3/6/2017) kemarin, sekitar pukul 14.00 Wita.

Parit yang menjadi lokasi awal hanyutnya dua bocah di Mongkonai.

Berdasarkan penuturan saksi mata Sita (7), kedua korban tetap asik bermain di dalam selokan meski hujan deras tengah mengguyur. Selang 30 menit, air bah datang dan membawa kedua korban ke sungai Katulidan.

Sedangkan menurut Sinta (14), sempat berbincang dengan kedua korban sebelum musibah tersebut terjadi.

Hingga saat ini, pihak keluarga, masyarakat serta pihak terkait terus melakukan pencarian terhadap kedua korban. Semuanya pun berharap agar korban ditemukan dalam keadaan selamat.

Rasa sedih dan prihatin juga turut dirasakan para netizen pengguna media sosial (medsos). Tak sedikit yang tergugah hatinya ikut menyebarkan berita tersebut lewat Facebook dengan harapan semua penghuni dunia maya ikut berdoa untuk keselamatan keduanya.

Atas kejadian itu, mereka (netizen) mengimbau agar masyarakat lebih waspada agar kejadian tersebut tak terulang kembali.

Musibah yang terjadi di awal Juni 2017 ini, merupakan sedikit dari sekian banyak musibah yang dapat dirangkum Tim Redaksi. Kita semua berharap, agar musibah yang menimpa Indonesia khususnya Bolmong Raya tak akan berlanjut.

*Tim Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.