Kotamobagu, Inatonreport.Com – Industri kecil pengolahan air nira menjadi gula semut di Kota Kotamobagu khsusnya di Desa Moyag Kecamatan Kotamobagu Timur, makin digiatkan.
Merujuk produksi air nira harian di desa tersebut, mencapai ribuan liter yang dihasilkan dari hamparan pohon nira yang tumbuh liar.
Syarifuddin, salah seorang petani nira yang berhasil ditemui media ini di lokasi pembuatan gula merah mengaku, jika hasil produksi nira aren cukup melimpah.
Syarifuddin mengaku, produksi nira yang dihasilkan cukup tinggi.
Sementara, menurut Sekretaris Desa (Sekdes) Moyag, Maskur Gumalangit, dari 125 orang petani nira, diperoleh 6.250 buah gula merah dengan berat 600-700 gram per batu. Satu buah gula merah, katanya, dihasilkan dari 6 liter air nira.
Menurut Maskur, potensi tersebut cukup besar, sehingga bahan baku pembuatan gula semut cukup tersedia. Untuk itu, Pemerintah Desa Moyag akan mengelola produksi gula semut melalui BUMDesa.
“Nanti kita akan menghitung nilai jual air nira yang rasional. BUMDesa akan membeli produk air nira kemudian dikelola sendiri,” terang Maskur.
Terkait pemasaran, Pemerintah Desa Moyag sedang menyiapkan MoU dengan pembeli, diantaranya, Alfa Mart, Indo Mart dan Hotel Sutan Raja.
Hal yang perlu diingat oleh Pemerintah Desa Moyag, adanya penolakan dari petani nira. Ini terlihat dari pernyataan Syarifuddin yang mengaku lebih mudah membuat gula merah daripada gula semut.
Disamping itu, sekali membuat gula merah, petani mematok Rp 10.000/buah. Jika nilai pembelian air nira rendah, Ia menolak menjual air nira ke BUMDesa.
*Ridwan Kalauw