Inatonreport.Com – Sejak terbukanya “kran” demokrasi di Indonesia, gerakan perempuan telah manjadi bahasan sendiri selain isu HAM dan politik.
Seperti diungkapkan salah satu kader Kopri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Bolaang Mongondow (Bolmong), Syerin Paputungan, jika gerakan perempuan tersebut menjadi momentum pembela hak seiring membesarnya persoalan yang menimpa kaum perempuan.
Dara manis kelahiran 10 Oktober 1999 ini, mengatakan, persoalan seperti kekerasan dan perampasan hak kaum perempuan, harus menjadi perhatian semua pihak khususnya pemerintah sebagai penguasa dalam menentukan kebijakan.
“Contohnya, Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang kian semerawut, kekerasan dalam rumah tangga, perdagangan perempuan dan anak (human trafficking), dan masalah pelacuran,” ujar gadis asal Motoboi Kecil ini.
Atas keprihatinan masalah tersebut, lanjut Sherin, aktivis perempuan akan berupaya melakukan tindakan nyata, untuk membela hak kaum perempuan yang di rampas.
“Selama ini, gerakan massa di pandang efektif sebagai salah satu agent of control terhadap kebijakan Negara. Di sinilah kami juga turut melibatkan diri,” jelas gadis yang memiliki paras cantik ini.
*Handoko Paputungan