Boltim, Inatonreport.Com – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bolmong Timur (Boltim) menyesalkan pengusiran terhadap wartawan Harian Koran Manado, Modrik J. Mamonto dan wartawan harian Indo Post, Rifki Palengkahu, oleh pihak perusahaan tambang PT. ASA.
Padahal, saat itu kedua wartawan tersebut sedang bersama rombongan Sekretaris Daerah (Sekda) Boltim, Ir. Hi. Muhamat Assegaf yang berkunjung ke PT. ASA.
“Kami kecam sikap security PT. ASA yakni Iwan Kader, karena melakukan pengusiran ke wartawan,”kata Sekretaris PWI Boltim, Iskandar Zulkarnain, Kamis (18/1).
Menurut Iskandar, di zaman keterbukaan informasi saat ini, tindakan security PT. ASA seharusnya tidak perlu terjadi.
“Ini menandakan pihak perusahaan alergi atas kehadiran wartawan,” ucap Iskandar.
Sementara, Wakil Ketua PWI Boltim, Rahman Igirisa, yang juga mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari pihak PT. ASA,mengaku security PT.ASA dinilai terlalu arogan.
“Masak saya hanya ingin titip motor sebentar saja ditempat parkir karena ada kegiatan tidak di kasih oleh sucuritynya. Jujur saya selaku warga lingkar tambang tidak dihargai,” kesal Rahman.
Padahal menurut Rahman, pihaknya telah mendapatkan izin parkir dari pihak keamanan yang lain.
“Saya sudah minta izin sama penjaga yang lain yang kerja disitu juga. Saya minta kepihak PT. ASA, jika menempatkan orang, prioritaskan warga lingkar tambang. Saya sebagai orang lingkar tambang sangat tersinggung atas perlakuan security,” pungkas Rahman.
Terpisah, Humas PT. ASA Boltim, Regi Pontoh, kepada wartawan meminta maaf atas tindakan yang dilakukan security PT. ASA.
“Atas nama perusahaan kami mohon maaf ke teman-teman wartawan. Maklum securitynya orang baru, sementara security kami masih magang di PT. JRBM Lanud,” terang Regi.
Regi tambahkan, standar operasional prosedur (SOP) perusahaan, hanya yang sudah mengantongi izin dari humas yang bisa masuk ke lingkungan perusahaan.
“Soalnya tadi (kemarin) Pak Sekda nelpon saya ingin mampir di PT. ASA, mau bicara soal CSR, namun Pak Sekda tak menyampaikan jika bersama wartawan,” kilah Regi.
*Abdyanto Mokodongan