Boltim, Inatonreport.Com – Linangan air mata tak terbendung ketika Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sehan Landjar, membaca “Pesan Sebuah Pena” karya Jamal Rahman Irot, warga Desa Buyat.
Sehan mengaku bersyukur jika masih ada yang mengkritik kinerjanya dengan cara lembut yakni dengan untaian bait puisi.
“Saya bangga kepada ananda Jamal. Dia mampu mengkritik saya lewat puisi. Apalagi dia tahu saya orang sastra. Aku pun yakin, puisi itu ditujukan kepada saya. Sehingga saat membacanya, saya menangis,” ucap Sehan dalam kunjungan kerjanya di Desa Buyat baru-baru ini.
Berikut ini puisi hasil karya Jamal Irot:
Pesan Sebuah Pena
Sebuah pena kupinjamkan padamu
Adalah pengingat ketika kau yakin hidup selalu terpagikan
Padahal di sebuah waktu
Sejarahmu kelak berhenti dituliskan
Kali ini aku hanya benar-benar berbincang denganmu
Tentang sebuah pena di atas meja di hadapan kita
Tapi cerita tetaplah cerita
Dapat mengembara kemana saja
Dan lihat betapa kehendak sebuah pena
Bisa menggambar rumah dan penjara
Mutiara juga sampah canda tawa pun luka
Ah, itu baru sedikit contohnya
Bapak Bupati, dengan penamu sendiri
Coretlah semua draft kompromi
Yang ditawarkan para pencuri
Tulislah sangsi bagi pejabat lupa diri
Buatlah rumus-rumus penawar ambisi
*Abdyanto Mokodongan