Boltim, Inatonreport.Com – Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sehan Landjar SH, didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Ir Hi Muhammad Assagaf, menghadiri rapat koordinasi dan evaluasi rencana kerja pemerintah daerah se-Sulawesi Utara (Sulut), Jumat (2/2), di Graha Gubernuran Sulut, Manado.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Gubernur Sulut, Olly Dondokambey SE, didampingi Sekretaris Provinsi (Sekprov) Edwin Silangen SE MS, dan dihadiri kepala daerah serta Forkopimda Sulut.
Olly menyampaikan, dasar dari pelaksanaan kegiatan merujuk pada Permendagri 86 Tahun 2017 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi hasil rencana kerja pemerintah daerah termasuk di dalam pembangunan.
“Kegiatan ini bisa melihat dan mengukur seberapa jauh pelaksanaan pembangunan dan pemerintahan yang ada di tiap kabupaten dan kota sehingga bisa di evaluasi,” tutur Olly.
Sementara, Bupati Boltim Sehan Landjar SH, saat memaparkan Laporan evaluasi rencana kerja Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boltim tahun 2017.
Sehan menerangkan, ada tujuh prioritas pembangunan daerah di Kabupaten Boltim pada tahun 2017, diantaranya, penanggulangan kemiskinan (pendidikan, kesehatan dan sosial), revitalisasi pertanian perkebunan dan perikanan, pengembangan ekonomi lokal, pembangunan infrastruktur, pembangunan kawasan pariwisata, pelestarian hutan serta reformasi birokrasi dan pelayanan publik.
“Tahun 2017 Boltim fokus pada 4 prioritas pembangunan daerah yaitu penanggulangan kemiskinan (pendidikan, kesehatan dan sosial), pembangunan infrastruktur dasar dan penataan iklim invetasi, reformasi birokrasi dan pelayanan publik serta pembangunan kawasan pariwisata dan pelestarian nilai-nilai budaya,” terang Sehan.
Lebih lanjut, Sehan, mengatakan, pada tahun 2017 realisasi pembangunan di Kabupaten Boltim cukup baik. Hal itu dapat dilihat pada indikator makro pembangunan daerah dimana untuk PDRB perkapita yang mendekati Rp.40 juta perkapita/tahun.
“Hampir mendekati angka nasional yang berada pada posisi kurang lebih 3500 US dolar,” papar Sehan.
Untuk angka kemiskinan, lanjut Sehan, Boltim berada di angka 6% atau menurun bila dibandingkan tahun sebelumnya yang berada pada posisi 6,77%.
“Angka ini jauh lebih baik bila dibandingkan kabupaten/kota lainnya, bahkan di bawah presentasi provinsi yang saat ini berada di angka 8,10%,” jelas Sehan.
Selain kitu, Sehan menambahkan, pada sektor pendidikan tidak ditemui permasalahan karena angka partisipasi kasar dan angka partisipasi murni SD, SMP secara keseluruhan melampaui target.
“Untuk sektor pendidika, saya kira tidak bermasalah karena kualitas guru (target guru bersertefikasi) dan ketersediaan sarana prasarana melampaui target,” tutup Sehan.
*Abdyanto Mokodongan