Bolmong, Inatonreport.Com – Perbukitan Potolo Kecamatan Lolayan, menjadi pusat aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) oleh sejumlah oknum mafia yang sering mencatut institusi TNI dan Polri.
Bahkan, Very Satria Dilapanga, SH, selaku Penasihat Hukum Koperasi Mediow Potolo menyatakan bahwa, seluruh aktivitas PETI di Potolo dilakukan oleh oknum-oknum yang mengklaim diri mereka sebagai konsorsium.
“Mereka tak segan menggandeng oknum-oknum aparat keamanan dan bawa-bawa nama institusi Polda Sulut dalam membackup aktivitas perampokan kekayaan Negara di perbukitan Potolo,” tegasnya.
Menurutnya, hingga saat ini aktivitas PETI itu masih terus dilakukan oleh para konsorsium (baca : mafia cukong), hingga posisi waktu dilakukan penandatanganan antara Koperasi Mediow Potolo Bolmong dengan Koperasi Hatama milik BAIS TNI.
“Hingga penandatanganan MoU antara Koperasi Mediow dan Koperasi Hatama, mereka masih berusaha naik ke lokasi Potolo untuk melakukan aktivitas pertambangan emas illegal,”ungkap Very.
Dia mengingatkan agar masyarakat tidak sembarangan menuduh dan memfitnah Koperasi Mediow Potolo dan Koperasi Hatama BAIS TNI yang melakukan kegiatan pertambangan emas illegal di Potolo.
Senada hal itu, Yossi Manoppo, Pengurus Koperasi Mediow Potolo menegaskan, tuduhan yang dipublikasikan oleh seorang mahasiswa yang mengaku berasal dari Tanoyan Selatan, yang seolah mengaitkan aktivitas PETI di Potolo berkaitan dengan Koperasi Hatama BAIS TNI.
“Kami telah mengkliping isi pemberitan sebuah media online yang menggunakan sumber seorang mahasiswa asal Tanoyan Selatan. Kami ingatkan, Negara ini Negara hukum. Jika ada yang mengaitkan aktivitas PETI di kawasan Potolo dengan MoU Koperasi Hatama milik TNI, maka harus bicara fakta dan harus membuktikannya,”tegasnya.
Yossi menegaskan, sejauh ini pihak Koperasi Mediow Potolo dan Koperasi Hatama milik BAIS TNI, sama sekali belum beraktivitas melakukan pertambangan emas di semua kawasan perbukitan Potolo.
“Aktivitas kedua Koperasi (Mediow dan Hatama) saat ini baru sebatas penyiapan lahan dan pembangunan kantor koperasi di Desa Tanoyan Selatan. Saat ini ada oknum-oknum pengusaha dan para mafia penyandang dana yang coba memanfaatkan oknum-oknum aparat keamanan untuk membackup aktivitas illegal mereka di bukit Potolo, dan sekali lagi saya tegaskan itu tidak ada kaitan dengan Koperasi Mediow dan Hatama,” cetusnya.
Dikatakan, sekarang ini sedang dilakukan proses perampungan kantor koperasi dan proses pengurusan perizinan pertambangan emas di areal yang masuk kerja sama antara Koperasi Mediow Potolo dan Koperasi Hatama, dengan luasan 200 hektare.
“Jadi jangan asal menuduh bahwa Koperasi Hatama dan Koperasi Mediow Potolo, apalagi mengaitkan dengan BAIS TNI dalam pemberitaan terjadinya aktivitas PETI.Hati-hatilah,karena Negara ini Negara hukum, dan kami siap memprosesnya,”imbuh Yossi.
Dijelaskan, kehadiran Koperasi Hatama yang melakukan MoU dengan pihak Koperasi Mediow Potolo, adalah untuk melakukan aktivitas produksi pertambangan yang berpihak pada pengelolaan oleh rakyat dan untuk rakyat.
“Tentu saja, sebelum kita melakukan aktivitas pertambangan bersama masyarakat Tanoyan dan sekitarnya, kami akan mengurus dulu semua bentuk perizinan dari pemerintah daerah, dan pemerintah Provinsi Sulut,”pungkasnya.
*/rid