Candra Berpulang, Sehan Landjar Berduka

Boltim, Terkini158 Views

Boltim, Inatonreport.Com – Bupati Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sehan Landjar dan Wakil Bupati Rusdi Gumalangit, berduka dan merasa kehilangan dengan meninggalnya sosok tokoh muda dan Staf Khusus Bupati yakni Candra Modeong.

Almarhum dikabarkan meninggal dunia di Jakarta, Rabu pagi (7/8/2019) sekitar pukul 07:00 WITA. Meski sempat dilarikan di Rumah Sakit (RS) Bunda, Menteng Jakarta, namun tidak bisa diselamatkan karena Allah berkehendak lain. Informasi yang diperoleh dari putri Bupati Boltim Amalia Landjar, dimana saat itu dirinya berada di Jakarta bersama almarhum.

“Sebelum kak Can (panggilan akrab Candra Modeong) meninggal, saat subuh sekitar pukul 05.00 WIB, Almarhum minta di bawa ke rumah sakit karena sejak malam mengeluh sakit di bagian belakang dan sesak di bagian dada. Namun sekira pukul. 07.00 WIB, Almarhum menghembuskan napas terakhir,” ungkap Amalia.

Diketahui, almarhun Candra Modeong, dikenal sebagai aktivis pejuang pemekaran, sekaligus Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Politik Hanura Kabupaten Boltim.

Semesa hidupnya, almarhum dikenal baik dan merupakan salah satu tokoh muda yang sangat dikenal di saentero Bolmong Raya (BMR), maupun Provinsi Sulut. Sehingga tak heran, terpantau sejak pagi di sosial media (Sosmed) facebook ramai dengan ucapan belasungkawa dan doa atas kepergian almarhum. Seperti yang diutarakan oleh Bupati Boltim Sehan Landjar, Innalillahi Wainnaillaihi rojiun. Daerah ini telah kehilangan sosok pemuda dan aktivis pemberani.

“Almarhum adalah orang yang pintar juga pekerja. Dia memiliki semangat membangun, makanya dia juga jadi staf kusus saya,” aku Bupati. Menurut Bupati, sosok Candra Modeong banyak memberikan masukan, kritikan dan ide-ide baru bagi pemerintahan Boltim.

“Ia tidak patah semangat dalam berjuang. Semua tahu sosok kepribadiannya baik dan membantu banyak orang. Candra adalah anak yang tidak pendendam, sifat dia ingin jadi pahlawan demi masyarakat Boltim,” ungkap Sehan. Dikatakannya lagi, almarhum meninggal karena sakit jantung koroner.

“Awalnya di jakarta, ia sempat bilang ke kita, bahwa ia merasa sakit di dada dan belakang. Saat itu Amalia menelpon saya, sampai di antar ke rumah sakit. Dan dokter mengatakan almarhum sakit jantung koroner. Sebelumnya sempat minta untuk pulang ke Boltim, karena sudah boking tiket. Namun almarhum katakan, jika ia masih ada urusan dan mau selesaikan dulu urusanya,” terang Bupati.

Dari informasi keluarga, jenazah almarhum dalam perjalanan di bawa pulang ke Manad dan akan langsung di bawa ke kediamannya di Desa Bongkudai, Kabupaten Boltim.

*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.