Boltim, Inatonreport.Com – Berbagai komunitas dan Ormas di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), menggelar aksi solidaritas dan doa bersama bagi Surabaya yang beberapa waktu lalu menjadi sasaran terorisme bom bunuh diri.
Ormas dna komunitas yang ikut dalam aksi tersebut diantaranya Gerakan Pemuda (GP) ANSOR, Barisan Ansor Serbaguna (BANSER), Pemuda Kristen GMIBM Syalom Tutuyan, PMII, KPA, serta Ormas dna komunitas lainnya yang peduli dengan kepedihan korban pengeboman di Surabaya.
Aksi yang dilakukan di jalu rua depan Kantor Bupati Boltim, Senin (14/5) sekitar pukul 17.00 Wita tersebut, mengusung Tema,”Aksi Solidaritas untuk Surabaya dari Bolaang Mongondow Timur.
Ketua PMII Boltim, Awaludin Umbola, saat menyampaikan orasinya mengatakan sangat mengecam keras aksi bom bunuh diri yang terjadi di tiga gereja di Surabaya.
“Kita sebagai warga negara Indonesia, NKRI harga mati, jangan mudah terprofokasi oleh isu-isu yang bisa memecah belah persaudaraan antar umat beragama. Kita semua adalah saudara. Pancasila yang mempersatukan kita, tidak ada agama yang mengajarkan saling bunuh, saling benci, saling hujat dan ujaran kebencian lainnya,” jelas Umbola.
Senada disampaikan salah satu pemuda Kristen GMIBM Syalom Tutuyan, Angel Siloa (25) saat diwawancarai menegaskan aksi yang dilakukan kali ini dapat memperteguh persatuan dan persaudaraan antar umat beragama demi menjaga keutuhan NKRI.
“Jangan mudah terpengaruh oleh situasi yang terjadi di Surabaya. Itu hanyalah akal licik para teroris untuk menghancurkan persatuan kita se-Indonesia,” ungkap Siloa.
Sementara, Kapolsek Urban Kotabunan, Suparno, mengapresiasi aksi yang dilakukan lintas Ormas dan komunitas dengan turun langsung ke lokasi dan membawa lima anggota polisi untuk mengawal jalanya aksi damai tersebut.
“Ini adalah wujud solidaritas dari warga Boltim. Kami sangat mendukung aksi ini demi mempersatukan dan tidak mencerai beraikan persatuan masyarakat Boltim,” ucap Suparno.
Rencananya selesai sholat magrib, aksi yang diikuti oleh kurang lebih 60 mahasiswa tersebut akan di tutup dengan pemasangan lilin dan doa bersama sesuai dengan agama kepercayaan yang dianut.
*Abdyanto Mokodongan