Seakan tak pernah ada habisnya tindak kriminalitas terhadap wanita khususnya anak dibawah umur. Seperti kasus perkosaan terhadap remaja berumur 17 tahun di Jembrana sempat menjadi perhatian publik. Polres Jembrana langsung menggelar rekonstruksi setiap adegan yang dilakukan oleh pelaku Gusti PAW terhadap korban MAJ di lokasi pemerkosaan jalan desa GOR Kresna Jvara, Jembrana.
Seluruhnya ada 14 adegan yang diperankan pelaku yang merupakan buruh serabutan asal Desa Batuagung, Jembrana saat memperkosa korban Siswi Kelas XII sebuah SMK Swasta di Jembrana. Namun dikatakan Kasat Reskrim AKP Yusak A Sooai, ada empat adegan yang jadi bukti tindakan pelaku menyetubuhi korban dengan paksaan, seperti dilansir dari merdeka.com, Minggu (15/1).
“Ya kita langsung gelar rekonstruksi usai pemeriksaan. Langsung di lokasi kejadian,” katanya, Sabtu (14/1).
Ibu korban Ketut SN (37) yang tidak kuat menyaksikan jalannya rekonstruksi mencoba berontak. Dirinya mengaku ada banyak adegan yang diceritakan anaknya tidak dimunculkan. Salah satunya, saat nafsu bejat pelaku tersalurkan, anaknya sempat difoto masih terlentang dan dalam keadaan bugil.
“Anak saya sempat cerita saat diperkosa, pelakunya sempat memfoto anak saya saat masih telanjang dengan mengunakan kamera HP. Bahkan pelaku mengancam akan menyebarkan foto telanjang anak saya jika tidak mau memberikan uang dua juta rupiah. Saya sakit hati anak saya diperlakukan seperti itu,” tuturnya sambil menangis.
Tidak hanya itu, korban terus berusaha untuk melakukan percobaan bunuh diri setelah kejadian ini. Terakhir, kata dia, anaknya sempat mengambil tali namun ketahuan.
“Anak saya terus bilang mau bunuh diri. Bahkan anak saya sudah sempat mencari tali untuk bunuh diri,” tutupnya tidak kuat menahan rasa sakit.
AKP Yusak A Sooai membenarkan adanya acaman terkait pelaku sempat mengancam akan menyebar foto bugil korban jika tidak mau menyerahkan uang Rp 2 Juta.
Namun menurut Yusak saat dirinya mengecek HP pelaku ternyata semua foto telah dihapus oleh pelaku. Sehingga bukti tersebut telah hilang.
“Foto telanjang korban telah dihapus pelaku, jadi pelaku kayaknya hanya gertak sambel saja. Tapi meskipun demikian kami tetap akan mengembangkan kasus ini,” tutup Yusak.
Pada kesempatan ini, Kapolres Jembrana AKBP Djoni Widodo mengimbau kepada masyarakat Jembrana untuk perlunya sinergisitas semua komponen dalam upaya penanggulangan dan pencegahan.
“Jika semua komponen terlibat dalam pengawasan ini maka tidak ada kesempatan bagi pelaku kejahatan untuk melakukan aksinya. Meskipun niat melakukan kejahatan itu ada tapi kalau kesempatan tidak ada perbuatan tidak bisa terjadi,” terang Kapolres.mdk/her