Kotamobagu, inatonreport.com – Kota Kotamobagu dengan luas wilayah 68 km persegi ternyata menyimpan sejumlah objek wisata yang unik dan menarik. Pengembangan objek wisata ini tertuang dalam rencana induk pengembangan pariwisata daerah Kota Kotamobagu.
Berbagai aspek pengembangan dibicarakan detail pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), di aula Bappeda, Jumat(28/7).
Dalam pembangunan kepariwisataan, visi pemerintah adalah terwujudnya pariwisata Kota Kotamobagu sebagai destinasi pariwisata terkemuka di Sulawesi Utara yang berdaya saing, dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat.
Angan-angan tersebut cukup tinggi untuk sebuah kota yang baru memulai. Namun tidak ada kata terlambat untuk suatu usaha dan kerja keras, jika ada niat, keyakinan. Hal-hal yang akan dikerjakan adalah menciptakan destinasi pariwisata yang aman dan nyaman, pemasaran yang sinergis, berdaya saing dan berkesinambungan.
“Target kita, sektor pariwisata akan menyumbang PAD sebesar 3 persen dari PDRB,” kata Kepala Bappeda, Sofyan Mokoginta.
Saat ini, sumbangan sektor pariwisata yang masih tergabung dengan sektor jasa lainnya, baru 0,02 persen. Adapun pembangunan pariwisata, menurut Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Atmawijaya Damopolii S.Kom ME, menggunakan konsep Community Based Tourism (CBT). CBT sendiri adalah sebuah konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan.
“Konsep ini berfokus pada masyarakat sebagai aktor utamanya, sementara pemerintah sebagai koordinator dan fasilitator utamanya,” kata Atmawijaya.
Lebih lanjut Atmawijaya mengatakan, CBT sesuai diterapkan di Kota Kotamobagu yang memiliki potensi daya tarik wisata alam, budaya, dan buatan dengan karakter yang kuat dengan identitas budaya Bolaang Mongondow-nya.
*Ridwan Kalauw