Kotamobagu,inatonreport.com – Takut dianggap antek partai politik (Parpol), membuat Sangadi (Kepala Desa) di Kotamobagu khsusnya Kecamatan Kotamobagu Timur enggan menghadiri undangan dari parpol. Selain itu, mereka merasa terafiliasi menjadi kader parpol bila turut hadir pada kegiatan yang diselenggarakan oleh parpol.
Padalah, Sangadi dan tokoh masyarakat se-Kecamatan Kotamobagu Timur banyak memberikan informasi penting dalam diskusi yang berlangsung santai.
Kenyataan tersebut, terungkap saat diskusi politik yang digelar Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kotamobagu, di kantor Kesbangpol, Senin (13/3) pukul 09.00 Wita.
Dalam diskusi tersebut, Staf Ahli Wali Kota Kotamobagu Mustafa Limbalo, mengatakan, pentingnya pendidikan politik bagi masyarakat. Politik menurutnya, digunakan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Seperti cara menjadikan daerah menjadi lebih baik.
Sehingga, ia berharap masyarakat benar-benar memahami pentingnya politik dalam kehidupan masyarakat.
Senada disampaikan Irianto Mokoginta, Kepala Badan Kesbangpol, jika bahwa politik tidak hanya menjadi domainnya Komisi Pemilihan Umum (KPU). “Politik itu, bukan hanya persoalan memberikan hak suara saat Pemilu,” ujar Irianto.
Politik itu, lanjut Irianto, membicarakan persoalan yang lebih luas dan kompleks. Ia mencontohkan, berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah daerah juga mengandung unsur politik.
Pada kesempatan tersebut, Irianto mengingatkan para Sangadi agar tidak takut menghadiri undangan partai politik. Apalagi, katanya, jabatan Sangadi merupakan pembina politik di desa.
“Itu yang perlu saya luruskan,” tandas Irianto.
Sah-sah saja jika Sangadi hanya sekadar membuka acara kegiatan partai, karena memiliki kapasitas seorang kepala wilayah. Setelahnya, Sangadi boleh meninggalkan tempat berlangsungnya kegiatan maupun rapat partai, jika tak mau diasumsikan menjadi orang partai.
*Ridwan Kalauw
