Kotamobagu, Inatonreport.Com – Staf Integrasi Pengolah Data BPS Kotamobagu, Jamila Akuba, mengatakan, jumlah Rumah Tangga Petani (RTP), di Kota Kotamobagu mengalami penurunan, dari 10.890 jiwa menjadi 8.289 jiwa.
Jamila mengaku, sensus pertanian tersebut dilakukan 10 tahun sekali, sehingga jadi pihaknya masih mengacu pada data tahun 2003 sampai 2013.
“Data ini akan berlaku sampai pada 2023,” kata Jamila, Jumat (11/5).
Lanjut Jamila, untuk mengantisipasi data pertanian, sekarang BPS tengah melakukan Survei Pertanian Antar Sensus atau (Sutas).
“Karna ini rentang waktunya panjang, jadi kami melakukan Sutas, sebagai sampling, untuk mengantisipasi data pertanian,” ucap Jamila.
Kurangnya jumlah petani, bersesuaian dengan mengecilnya lahan. “Biasanya seperti itu, bukan hanya di Kotamobagu. Di empat kabupaten Bolaang Mongondow Raya (BMR) lainnya, juga mengalami penurunan. Apalagi Kotamobagu yang cenderung merupakan daerah jenis kota. Rata-rata lahannya, terkonvensi jadi pemukiman penduduk,” jelas Jamila.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Kotamobagu, Muljadi Surotenojo, sempat membenarkan konvensi lahan pertanian menjadi permukiman.
“Ya, lahan kita cenderung mengecil, banyaknya perkembangan pembangunan, apalagi kita merupakan kota model jasa. Yang paling mungkin adalah peternakan. Namun, tak kurang penduduk Kotamobagu, memiliki lahan pertanian di daerah lain,” singkat Muljadi.
Diketahui, jumlah RPT di Kotamobagu tahun 2003 sampai 2013 adalah:
- Kotamobagu Selatan: 3.667-3.187
- Kotamobagu Timur: 3.001- 2.172
- Kotamobagu Barat: 2.145 – 1.237 Kotamobagu
- Utara: 2.077 – 1.693
Sumber data: BPS Kotamobagu.
*RA