Kotamobagu, Inatonreport.Com – Pada seminar Kebudayaan Bolaang Mongondow, yang dilaksanakan di Lembah Bening, Rabu (21/11), Wakil Wali Kota Kotamobagu, Nayodo Kurniawan, mengeritik prosesi adat yang berkembang saat ini, seperti prosesi adagt Mogama.
Nayodo mengatakan, tidak ada 13 prosesi adat yang dilaksanakan sekaligus dalam satu kali kegiatan. Bahkan, ia telah membaca dari semua literatur pelaksanaan adat, tidak satu pun membolehkan adat Mogama dilakukan sekaligus.
“Saya sedikit miris sebenarnya pada saat menghadiri acara adat Mogama. Dengan melaksanakan adat yang 13 sekaligus, itu sama halnya melecehkan dan memermainkan adat,” kata Nayodo.
Ucapan Nayodo tersebut, sontak langsung mendapat applause dari seluruh peserta seminar, yang terdiri dari kepala adat di Kota Kotamobagu, lurah dan sangadi.
Nayodo menambahkan, bahwa kegiatan seminar seperti ini telah beberapa kali di gelar. Bahkan, sejak beberapa tahun lalu bahasan soal adat dan budaya sudah sering diseminarkan. Sayangnya, tidak pernah ada kata sepakat.
Harusnya setiap selesai seminar ada kesepakatan bersama terkait pelaksanaan adat yang menjadi acuan bersama. Sangat ironis memang, jika kita sendiri memermainkan adat sendiri. Untuk itu, ada harapan usai seminar budaya kali ini, ada kesepakatan bersama.
*Ridwan