Tak Sesuai Prosedur, Wisuda Santri Jadi Lahan Proyek

Kotamobagu, Inatonreport.Com – Masyarakat Kotamobagu meminta kepada pemerintah untuk lebih ketat lagi mengawasi jalannya program wisuda santri. Wisuda santri menjadi program tahunan Bagian Kesejahteraan Sosial Sekretariat Pemerintah Kota Kotamobagu tiap tahun mewisuda 1.000 orang santri.

Sayangnya program yang dikemas apik pemerintah kota, dijadikan lahan proyek sejumlah guru ngaji. Ternyata untuk mengikuti wisuda anak-anak yang telah menamatkan pengajian hingga iqro’ 6 (enam). Namun yang dijumpai, bahkan anak-anak yang belum tamat pun ikut di wisuda.

Pada media ini, Kasubag Keagamaan Andry Mokoginta, menegaskan jika yang berhak di wisuda adalah anak-anak yang telah menamatkan Iqro’.

“Mereka harus menyelesaikan iqro’ baru bisa di wisuda,” kata Andry,  Selasa (30/10).

Selain wisuda santri, ada juga hataman Qur’an masal. Itu juga diikuti siswa atau santri yang telah menamatkan membaca Qur’an, jelasnya.

Tidak ada yang diwisuda atau ikut hataman tanpa menyelesaikan membaca, tegasnya.

Sayangnya, masih saja ada praktiki mewisuda santri yang belum selesai menamatkan iqro’ atau Qur’an. Apa ini hanya untuk mengejar target atau ada maksud mencari keuntungan dari pelaksanaan wisuda itu sendiri.

Diakui Andry, ada yang sering menghubunginya untuk menanyakan kapan wisuda dilaksanakan. Mereka yang menghubunginya adalah pengelolan peminjaman baju wisuda.

Masyarakat berharap praktik mengejar target atau memaksakan santri yang belum tamat belajar untuk diwisuda agar ditiadakan. Mengapa tidak bisa jujur apalagi berhubungan dengan kegiatan keagamaan. Agar tidak mencoreng program yang begitu hebat dari pemerintah, namun disalah gunakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.