Kotamobagu, Inatonreport.Com – Wali Kota Kotamobagu Tatong Bara memberikan gambaran penanganan Stunting di Wilayah Kota Kotamobagu.
Hal ini disampaikannya saat menghadiri Rapat Koordinasi dan Evaluasi Penanganan Stunting Tingkat Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2021, di Hotel Luwansa, Manado, Rabu(2/6).
Tatong dalam pemaparannya, mengatakan, kondisi stunting Kota Kotamobagu pada tahun 2020 menunjukkan sinyal bahwa perlunya peningkatan manajemen penyelenggaraan pelayanan dasar.
Sehingga, katanya, pelayanan untuk mencegah dan menurunkan prevalensi stunting dipandang perlu dalam skala dan kualitas yang memadai serta sampai secara lengkap pada kelompok sasaran prioritas, yaitu ibu hamil, ibu menyusui dan anak-anak usia di bawah dua tahun.
Menurut Tatong, berdasarkan hasil pemutakhiran data, menetapkan dari total 4151 balita, terdapat 205 balita stunting.
“Dari data yang tersaji dapat dilihat bahwa, dari total 205 balita stunting Kecamatan Kotamobagu Timur memiliki balita stunting tertinggi yaitu sebanyak 85 balita. Kemudian diikuti oleh Kotamobagu Utara sebanyak 77 balita stunting dan kemudian Kotamobagu Barat dan Kotamobagu Selatan yang masing-masing memiliki 23 dan 20 balita stunting,” terangnya.
Lanjut Tatong, “Salah satu komitmen Pemerintah Kota Kotamobagu dalam penanganan stunting yaitu melalui rencana aksi daerah untuk pangan gizi Kota Kotamobagu.”
Wali kota memaparkan juga keberhasilan yang diraih dalam penanganan stunting. Pemerintah Kota Kotamobagu dalam menekan angka stunting pada tahun 2019 menjadi 5,32 persen dimana sebelumnya angka stunting Kotamobagu berada pada 29,03 persen.
Trend positif Penanganan stunting Pemerintah Kotamobagu kemudian berlanjut pada tahun 2020 dimana capaian prevalensi stunting Kotamobagu berada pada angka 4,94 persen atau turun sebesar 0,38 persen dari tahun sebelumnya.
Dengan penurunan yang signifikan tersebut, tuturnya, Pemerintah Kota Kotamobagu telah melampaui target Nasional untuk penanganan stunting di Kotamobagu.
*Ridwan