Banyak yang Belum Tau, Ini Rukun Mandi Wajib Menurut Rasul

inatonreport.com – Tak sedikit umat muslim awam saling berdebat tentang perkara ilmu-ilmu agama yang lebih tinggi. Alhasil, bukan solusi yang didapat namun kekacauan dan perkelahian antar sesama.

Maka tak heran jika kelakar “Sok bicara ilmu tinggi, sedang mandi wajib saja belum tentu tata caranya betul”, sering dialamatkan kepada orang awam yang sok tau ilmu agama.

Ketidakpahaman muslim awam akan rukun mandi junub, lebih disebabkan karena malu bertanya kepada yang ahli serta malas mencari tau dari segala sumber referensi yang tersedia seperti buku, internet, dll.

Berikut niat, rukun serta tata cara mandi wajib sesuai sunah Rasulullah.

Setiap muslim yang akan menjalankan ibadah sholat harus suci dari hadats besar dan kecil. Hadats kecil bisa dibersihkan dengan wudhu, sedangkan kalau hadats besar kita harus melakukan mandi junub. Mandi junub dilakukan  sehabis kita melakukan jima’ dengan istri. Cara mandi junub yang saya berikan mungkin berbeda dengan yang selama ini diajarkan di sekolah, tetapi inilah yang benar sesuai dengan contoh Rasulullah.

Niat

Lafal Niat Mandi Wajib ialah:

NAWAITUL GHUSLA LIRAF’IL HADATSIL AKHBARI FARDHAL  LILLAHI TA’ALA .

Yang Artinya:
” Sahaja Aku berniat untuk mandi wajib untuk menghapuskan hadas besar farzu karena Allah Taala.”

Membersihkan tangan dan kemaluan

Sebelum mandi junub disunnahkan  untuk mencuci tangan serta mencuci kemaluan terlebih dahulu. Saat kita tidur kita tidak tahu dimana posisi tangan kita berada dimana. Jangan langsung mencelupkan tangan ke dalam wadah air, dikuatirkan wadah air yang kita gunakan akan najis jika kita tidak mencucinya lebih dahulu.

Berwudhu sebagaimana wudhunya ketika akan sholat

Dari Aisyah istri Nabi shallallahu alaihi wasallam, jika Nabi mandi karena junub, beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya, kemudian beliau berwudhu sebagaimana wudhu ketika akan melakukan sholat, kemudian beliau memasukkan jari jarinya kedalam air lalu menggosokkannya ke kulit kepalanya, kemudian beliau menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, lalu beliau mengalirkan air ke seluruh kulitnya (HR. Bukhari).

Menggosok kulit kepala dan menyiramkan air ke atas kepala

Setelah berwudhu kemudian menggosok kulit kepala dengan air. Diusahakan dengan memijat mijat kepala serta sela sela rambut agar air bisa masuk ke dalam seluruh kulit kepala. Tidak ada batasan berapa banyak dalam menggosok kulit kepala. Jika terasa seluruh bagian kulit kepala sudah dingin terkena air maka dilanjutkan dengan menyiramkan air ke atas kepala.

Dari jubair bin Muth’im, Rasulullah bersabda, “aku menyiram kepalaku sebanyak tiga kali.” Beliau memberi isyarat dengan kedua telapak tangannya(HR. Bukhari).

Menyiramkan air ke atas kepala dilakukan sebanyak tiga kali dengan menggunakan kedua tangan untuk mengambil air. Basuhlah bagian kanan terlebih dahulu baru kemudian sebelah kiri dari kepala. Basuhan ketiga adalah bagian tengah dari kepala. Setelah itu guyurlah seluruh badan dan mandi seperti biasa.

Dari Aisyah istri Nabi, Aisyah berkata, “jika Nabi shallallahu alaihi wasallam mandi junub, beliau minta diambilkan bejana besar yang digunakan untuk memerah susu. Nabi lalu mengambil air dengan telapak tangannya dan mengguyurkannya dimulai dari sisi sebelah kanan lalu sebelah kiri, kemudian menuangkannya dengan keduanya pada bagian tengah kepala”(HR. Bukhari).

Urutan mandi besar sesuai hadit di atas :

  1. Niat untuk mandi besar.
  2. Mencuci kedua tangan terlebih dahulu,kemudian mencuci kemaluan.
  3. Menggosok kulit kepala dengan air sampai seluruh kulit kepala terasa dingin.
  4. Mengguyur kepala dengan air yang diciduk dengan kedua tangan. Dimulai dengan bagian kanan, lalu bagian kiri, terakhir bagian tengan kepala.
  5. Guyur Seluruh badan dan mandi seperti biasa.

Jika melakukan jima’ dengan istri lebih dari satu kali apakah harus mandi tiap selesai jima’?

Jika kita melakukan jima’ berkali kali dalam semalam maka tidak perlu mandi setiap selesai jima’. Rasulullah pernah menggilir istri istri beliau dan hanya mandi pada pagi harinya saja.

Dari Anas bin Malik, ia berkata, “adalah Nabi shallallahu alaihi wasallam mendatangi istrinya pada waktu yang sama di malam hari atau siang hari, saat itu jumlah istri istri beliau ada sebelas orang”. Seseorang bertanya:”Apakah beliau mampu?”, Jawab Anas:”beliau diberi kekuatan setara tiga puluh lelaki”. Berkata Sa’id dari Qotadah bahwa Anas menerangkan kepada mereka bahwa jumlah istri istri Nabi shallallahu alaihi wasallam saat itu berjumlah sembilan orang(HR. Bukhari).

Bolehkah kita langsung tidur ketika selesai jima’?

Jima’ kebanyakan dilakukan pada malam hari. Mandi sehabis melakukan jima’ saat itu juga tentu terasa berat karena dinginnya air karena udara malam. Rasulullah membolehkan tidur asalkan wudhu terlebih dahulu.

Umar bin Khatab pernah bertanya kepada Rasulullah saw, “Apakah boleh seseorang dari kami tidur dalam keadaan dia junub?” Rasulullah menjawab: “Ya, jika salah seorang dari kalian berwudhu, maka hendaklah ia tidur meskipun dalam keadaan junub(HR. Bukhari).

Jima’ tetapi tidak sampi keluar mani apakah harus mandi junub?

Situasi ini biasanya terjadi pada pasangan suami istri yang mempunyai anak yang masih bayi. Saat melakukan jima’ dengan istri sang bayi tiba tiba terbangun, secara otomatis jima’ belum selesai dan belum keluar mani. Ulama berbeda pendapat dalam hal ini. Ada yang berpendapat tidak usah mandi, ada yang berpendapat mandi karena telah melakukan jima’.

Ubay bin Ka’b bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah bagaimana jika seseorang berhubungan dengan istrinya namun tidak keluar mani?” Rasulullah menjawab:”Hendaklah ia cuci apa yang mengenai istrinya(kemaluan), lalu wudhu dan sholat. Abu ‘Abdullah Al Bukhari berkata, “Mandi adalah sikap yang lebih berhati hati.”(HR. Bukhari)

Rasulullah tidak menyuruh mandi junub dalam situasi ini, tetapi mengambil sikap hati hati dengan mandi adalah lebih baik. Kita tidak tahu cairan apa yang keluar ketika sedang jima’ dengan istri, jadi sebaiknya mandi junub meskipun tidak keluar mani waktu jima’.

Demikian penjelasan tentang cara mandi junub. Semoga menambah referensi bagi yang mencari informasi, Wassalam.

sumber: dbs

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.