Inatonreport.Com – Gempa berkekuatan 7,7 skala richter (SR), disusul gelombang pasang setinggi 2-6 meter dengan kecepatan 200-400 km/jam, yang menghantam Kota Palu dan Donggala Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Jumat (28/9/2018), menyisakan kepedihan bagi seluruh masyarakat dunia.
Akibat bencana alam tersebut, kerusakan luar biasa terlihat jelas. Bangunan pemerintahan, sarana publik, rumah ibadah, sekolah, pusat perbelanjaan, rumah tinggal, kendaraan, serta jalan penghubung menjadi hancur tak terselamatkan.
Bukan hanya itu, berdasarkan informasi dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, per Minggu (30/9/2018), bencana tersebut sudah menelan korban jiwa sebanyak 832 orang terdiri di Kota Palu 821 orang dan Donggala 11 orang.
Kemungkinan saja, jumlah korban akan bertambah karena hingga saat ini Tim SAR, TNI, Polri, PLN, kementerian, dan relawan dari penjuru Indonesia masih melakukan evakuasi.
Rasa duka dan prihatin bagi korban bencana alam di Sulteng juga dirasakan oleh seluruh warga Indonesia. Tak sedikit yang datang ke lokasi bencana untuk menjadi relawan. Tak sedikit badan amal, Ormas maupun organisasi kemahasiswaan melakukan penggalangan dana untuk meringankan beban korban, juga tak sedikit para warganet memberikan doa dan support berupa hastag ‘Pray for Palu’, serta membuka donasi bagi korban bencana Sulteng.
Bahkan, informasi yang beredar di media sosial (Medsos), jika warga Palestina juga turut berduka dan mendoakan keselamatan bagi warga Sulteng.
Oknum tak bertanggungjawab gelapkan bantuan untuk korban bencana Sulteng
Namun yang lebih memiriskan, bencana di Sulteng rupanya dimanfaatkan segelintir orang tak bertanggungjawab untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
Berdasarkan informasi falid di salah satu daerah yang tak bisa disebutkan lokasinya, jika beberapa oknum tak bertanggungjawab melakukan penipuan dengan modus penggalangan dana bagi korban bencana Sulteng. Namun bukannya diserahkan, oknum tersebut malah mengambil uang tunai yang diisi dalam amplop, dan membuang pakaian bekas untuk korban dipinggir jalan.
Alhasil, masyarkat yang mendapati kejadian tersebut mengutuk keras tindakan oknum yang tega mengabil hak yang akan disalurkan ke korban bencana Sulteng.
Masyarakat meminta aparat kepolisian mengusut kasus tersebut, dan berharap pelaku dapat segera tertangkap.
Sangat miris ketika kita dipaksa untuk melihat ratusan bahkan ribuan saudara kita yang tergeletak tak bernyawa di antara reruntuhan bangunan serta tertimbun lumpur bekas tsunami. Sangat sedih ketika kita dipaksa untuk melihat jasad anak-anak dan orang tua yang terjejer kaku.
Namun yang lebih menyedikan, jika bantuan yang sangat diharapkan para korban malah diambil oleh orang tak bertanggungjawab.
Semoga saja, derita korban bencana Sulteng segera berakhir, dan tak ada lagi korban-korban susulusan. Kita berdoa semoga tak adalagi gempa maupun tsunami yang akan melanda Indonesia.
Semoga, arwah korban bencana Sulteng diterima disisi Allah SWT, dan diberikan tempat yang layak disisi-Nya. Amin.
*Heri S