Boltim, Inatonreport.Com – Dunia Pendidikan kembali tercoreng, dengan aksi pemotongan dana Bantuan Langsung Tunai (BLT), yang diduga dilakukan pihak SMP Negeri Daerah Kotabunan Kabupaten Boltim.
Hal tersebut terungkap setelah salah satu orangtua murid SMP Negeri Daerah Kotabunan, Titin Potabuga (38), mengeluh jika BLT dari pemerintah pusat tersebut dipotong sebesar Rp100.000 oleh pihak sekolah.
“Yah memang anak saya salah satu penerima BLT di SMP Negeri Daerah Kotabunan. Tiap tahun menerima Rp750.000. Bantuan ini dikhususkan untuk warga miskin. Waktu dalam rapat memang orangtua banyak tidak hadir, namun pencairan di Bank semuanya hadir,” ujar Titin, Sabtu (18/11).
Sebelum pelaksanaan pencairan, lanjut Titin, orangtua murid diundang rapat oleh sekolah dan guru, untuk membicarakan masalah dana BLT.
Hasil rapat memutuskan orangtua murid harus memberikan uang sebesar Rp100.000 untuk pembelian stik drumb band. Padahal menurut Titin, uang tersebut tidak cukup untuk membeli perlengkapan siswa seperti tas, sepatu dan pakaian.
Sementara, Kepala Cabang Dinas (Kacabdin) Pendidikan Kecamatan Kotabunan, Idrus Paputungan, menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh pihak SMP Negeri Daerah Kotabunan dengan memotong dana BLT.
Rupanya, lanjut Idrus, kecurangan yang terjadi di SMP Daerah Kotabunan sudah berulang kali terjadi.
“Memang saya sudah dengar dimana bukan baru kali ini pungutan di Sekolah itu. Berapapun nominalnya jika itu bantuan untuk siswa yang kurang mampu jangan dipotong karena itu Pungli. Harusnya kegiatan di sekolah, mengunakan dana BOS, jangan membebani orang tua murid ,” tandas Idrus, Jumat (17/11).
Terpisah, Kepala SMP Negeri Daerah Kotabunan, Lutfi Bazmul, saat dikonfirmasi tak menampik dengan adanya pemotongan dana BLT tersebut. Lutfi mengaku pengumpulan dana sebesar Rp100.000, berdasarkan atas kesepakatan orangtua murid.
“Soalnya drumb band tidak ada stik jadi uang itu digunakan untuk pembelian stik drum band, dan itu berdasarkarkan kesepakatan orangtua murid,” ujar Lutfi kepada sejumlah awak media saat menyambangi ruang kerjanya, Jumat (17/11).
Lutfi mengaku akan mengembalikan uang dari pemotongan dana BLT jika ada orangtua yang merasa keberatan.
“Uang tersebut sudah terkumpul dan akan dibelikan stik drum band. Jika memang ada orang tua tidak setuju, maka saya akan pulangkan uangnya,” ujar Lutfi.
Dari informasi yang didapat, jumlah penerima dana BLT di SMP Negeri Daerah Kotabunan sebanyak 53 murid. Jika pengumpulan uang sebesar Rp100.000 per siswa, maka pihak sekolah akan mengumpulkan uang sebesar Rp5.300.000.
Informasi yang didapat dari berbagai sumber, harga stik drum band paling mahal tak lebih dari Rp.500.000, Jika uang sebesar Rp5.300.000, untuk membeli stik drum band dengan asumsi harga Rp500.000, maka akan mendapatkan 10 buah stik drum band.
Jika mengacu pada Permendikbud Nomor 26 Tahun 2017 Tentang Juknis BOS tahun 2017 untuk SD, SMP, SMA dan SMK, tentang komponen Pembiayaan BOS pada SD/SDLB, SMP/SMPLB, bahwa Kegiatan Pembelajaran dan Ekstrakurikuler ditanggung oleh dana BOS.
*mat/Abdyanto Mokodongan