DALAM skala internasional, dunia keperawatan telah mencapai tingkatan yang tak kalah dengan profesi lain, khususnya dalam bidang pelayanan kesehatan.
Banyak cara untuk menjadi seorang perawat, terlebih di Kotamobagu sudah banyak berdiri sekolah menengah maupun perguruan tinggi yang fokus pendidikannya di bidang keperawatan.
Peluang yang bisa dibilang menjanjikan tersebut tak dilewatkan oleh Jessica Putri Paputungan, seorang mahasiswa semester lima, di salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Kotamobagu.
Saat bersua dengan Koran Bolmong, Selasa (25/10), Jessica menuturkan, menuntut ilmu di PTS keperawatan adalah salah satu cara agar niatnya untuk menjadi seorang perawat bisa terwujud. Dan Ia menjatuhkan pilihannya menjadi perawat spesialis anastesi.
“Saya tertantang ingin menjadi perawat spesialis anastesi. Dan saya menyukai profesi itu,” ucap Tisa sapaan akrabnya.
Meskipun saat ini banyak isu menerpa seputar kinerja pelayanan kesehatan di Kotamobagu yang dinilai tak profesional. Gadis kelahiran Kotamobagu 07 Februari 1996 ini berpendapat jika hal tersebut umumnya disebabkan karena belum adanya komitmen dari pemangku kepentingan untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan.
“Penyebabnya, karena pelayanan masih dilakukan dengan setengah hati. Akibatnya, pelayanan tidak maksimal sehingga menimbulkan reaksi dari masyarakat sebagai pengguna jasa rumah sakit,” ujar Tisa.
Karena itu, menurut Tisa menjadi perawat yang profesional merupakan kunci utama dalam upaya mewujudkan pelayan kesehatan yang paripurna.
“Menjadi tenaga yang profesional yang mengutamakan nyawa pasien, akan mengembalikan citra positif tenaga layanan kesehatan di mata masyarakat. Sebab, perawat profesional membutuhkan kapasitas dan kualitas yang sesuai standar,” tegas putri bungsu dari dua bersaudara ini. Heri