KOTAMOBAGU – Mahasiswa Institut Agama Islam (IAI) Azmi Kotamobagu kembali menggelar demo, Rabu (09/11) siang. Mahasiswa melakukan aksi tersebut lantaran digelarnya rapat tertutup rektorat di Restoran Lembah Bening, Kelurahan Sinindian, Kecamatan Kotamobagu Timur.
Rapat tertutup itu dianggap melanggar kesepakatan antara mahasiswa dan pihak rektorat pada demo sebelumnya. Demo kali kedua itu pun menuntut hal yang sama, yakni meminta kejelasan legalitas kampus dan mempertanyakan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) yang dijanjikan sejak lama tapi belum juga diberikan.
Mahasiswa yang terdiri dari lintas fakultas di kampus tersebut langsung mendatangi lokasi rapat dan melakukan orasi. Peserta rapat tertutup tersebut dihadiri oleh, Rektor IAI Azmi Kotamobagu Muh. Anthon Mamonto, Wakil Rektor (Warek) Muliadi Mokodompit, Kabag Keuangan Rahman, Biro Kemahasiswaan Harianto Simbala. Termasuk pegawai dan dosen yakni Paulus Ariantje, Jemmy Lantong, Jubair Ali Paputungan, Rusni Abdullah, Burhanuddin Sako, dan beberapa dosen lainnya.
Peserta demo mengatakan bahwa pihak rektorat telah melakukan pembodohan kepada mahasiswa. Bahkan kesepakatan untuk menggelar rapat terbuka pun sudah dilanggar, “Memang putar bale ini rektorat. So baku janji mo adakan rapat terbuka, kong ini rapat sambunyi-sambunyi di Lembah Bening,” ucap sejumlah mahasiswa di sela-sela demo.
Usai melakukan orasi, rektorat dan mahasiswa kembali melakukan kesepakatan untuk sama-sama menuju ke Kampus A di gedung Pusdai, Kelurahan Gogagoman, Kecamatan Kotamobagu Barat, untuk mendengarkan aspirasi mahasiswa.
Langgar Kesepakatan
Rektorat lagi-lagi melanggar kesepakatan dengan mahasiswa untuk sama-sama menuju ke kampus A di Gedung Pusdai. Pasalnya, setelah berjam-jam mahasiswa menunggu, namun tak seorang pun dari pihak rektorat yang hadir untuk mendengar tuntutan mereka.
Mahasiswa merasa jika rektorat tak peduli dengan tuntutan mereka. Mahasiwa pun curiga jika uang sebesar Rp750.000 yang dimintakan untuk pemngurusan NIM, tak digunakan sesuai peruntukannya, “So baku janji baku dapa di Pusdai. Sampe kamari nda ada satu batang idong yang muncu. Memang nimbole mo percaya ini rektorat”, ucap mahasiswa peserta demo.
Lama menunggu kedatangan rektorat, aksi demo dilanjutkan dengan melakukan boikot Ujian Tengah Semester (UTS) yang terselenggaran di gedung Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs N) 1 Kotamobagu, dan meminta seluruh mahasiswa yang tak ikut dalam aksi untuk meninggalkan ruangan. Alhasil, kegaduhan pun terjadi. Apalagi peserta demo mendapati Wakil Rektor Muliadi Mokodompit dan Biro Kemahasiswaan Harianto Simbala berada di gedung tersebut.
Saling adu argumen antara mahasiswa dengan biro kemahasiswaan tak dapat dihindari ketika peserta demo memaksa untuk menghentikan pelaksanaan UTS. Bahkan jika tak dicegah, Harianto nyaris menjadi bulan-bulanan mahasiswa yang sudah tersulut emosi.
Bukan hanya Biro Kemahasiswaan yang jadi sasaran. Wakil Rektor Muliadi Mokodompit pun menjadi sasaran kekesalan mahasiswa. Akibatnya, mahasiswa pun mengusir Wakil Rektor untuk meninggalkan gedung tersebut.
Mahasiswa mengancam akan melakukan aksi besar-besaran jika rektorat terus menghindar atas tuntutan mereka.
Diketahui, saat ini mahasiswa peserta demo yang menamakan Aliansi Mahasiswa Peduli IAI Azmi Kotamobagu sudah menyegel dan menduduki kantor rektorat.
Sementara itu, Rektor IAI Azmi Kotamobagub saat dihubungi via ponsel terakit aksi tadi mengatakan, dirinya sengaja tak datang ke Pusdai karena sudah mengetahui jika ruangannya disegel. Selian itu, ia tak ingin menimbulkan keributan di tempat tersebut, “Saya tidak mau ada keributan yang lebih besar. Terlebih ruangan saya sudah mereka segel,” ucap Anthon.
Lanjutnya, pihaknya akan melakukan rapat terbuka dengan mahasiswa setelah UST selesai diselenggarakan, “Nanti usai UTS baru kita akan buat rapat dengan mahasiswa beserta orang tua mereka,” tutup Anthon.
Mahasiswa Berdemo di MTsN 1 Kotamobagu
Mahasiswa IAI Azmi lanjut menggelar demo menuntut kejelasan terkait legalitas kampus mereka. Demo lanjutan itu itu digelar di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Kotamobagu, Rabu (09/11) siang. Lokasi demo itu dipilih lantaran gedung MTsN 1 Kotamobagu merupakan kampus B dan menampung mahasiswa IAI Azmi Fakultas Tarbiyah dan Syariah. Aksi demo para mahasiswa tersebut hampir saja ricuh. Kondisi tersebut membuat pihak sekolah merasa terganggu.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubag TU) MTs N 1 Kotamobagu, Ahlan, mengaku sangat resah dengan aktifitas demo tersebut. Ia menegaskan akan menutup gedung mereka yang digunakan mahasiswa untuk kuliah.
“Sesuai perjanjian antara kampus dan sekolah, tidak boleh mengganggu aktifitas belajar dan mengajar. Tapi kenyataannya pihak kampus sudah melanggar perjanjian,” tutur Ahlan lewat pengeras suara di sela-sela demo.
Sehingga, pihak sekolah memutuskan untuk tak lagi menyediakan gedung perkuliahan mahasiswa IAI Azmi Kotamobagu, “Kami akan tutup gedung untuk mahasiswa. Silakan mahasiswa kembali ke kampus induk mereka,” tutupnya. heri/ldy