Telan Ratusan Juta Rupiah, Rehabilitasi SMP N Daerah Kotabunan Tak Dipasang Papan Proyek

Kotabunan, Inatonreport.Com – Pengerjaan proyek rehabilitasi gedung Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Daerah Kotabunan dinilai tak transparasi dalam penggunaan anggaran.

Pasalnya, proyek yang menggunakan anggaran ratusan juta rupiah dari Kementerian Pendidikan tersebut, tidak dipasang papan proyek.

Salah satu warga Bulawan Induk, Upan Bukoi (41), mempertanyakan tak dipasangnya papan proyek dalam proses rehabilitasi gedung sekolah tersebut.

“Pekerjaan sudah dimulai sekitar 2 minggu lalu, tapi papan proyeknya tidak ada di depan sekolah, padahal dana itu dari Kementrian Pendidikan,” ujar Upan, Selasa (29/8).

Upan meminta, Dinas Pendidikan Kabupaten Boltim turut mengawasi proyek tersebut, agar tidak terjadi penyimpangan anggaran.

Sementara, Kepala SMP Negeri Daerah Kotabunan, Lutfy Bazmul, mengatakan, dana dari Kementrian untuk rehabilitasi gedung sekolah Rp775 juta sesuai Pagu.

“Ada lima ruang kelas yang akan direhab total dan tiga di cat serta perbaikan toilet,”ujar Lutfy Bazmul.

Lutfy menjelaskan, anggaranya untuk ruang satu Rp100 juta, ruang dua Rp93 juta, ruang tiga Rp90 juta, ruang empat Rp100 juta, ruang lima Rp92,5 juta, ruang enam Rp87,6 juta, ruang tujuh Rp68 juta dan ruang delapan Rp64,6 juta, sedangkan toilet Rp30 juta.

Saat ini, lanjut Lutfy, pekerjaannya sudah mencapai 30 persen. Rencananya rehabilitasi gedung akan selesai Oktober 2017, pada hal kontrak kerja sampai Desember 2017.

“Saya akan mempercepat rehabilitasi gedung, supaya siswa sudah bisa masuk ke ruangan kelas. Karena saat ini masih menumpang di SD 1 Bulawan,” ujar Lutfy Bazmul.

Sementara Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Sutjipto Mamonto, mengatakan, ada dua sekolah di Boltim yang dapat bantuan yakni SMP Negeri Daerah Kotabunan dan SMP 1 Tutuyan.

Menurutnya, anggaran dari Kementrian diberikan sepenuhnya kepada Kepala Sekolah untuk di kelola. Namun selama ini, belum melibatkan Dinas Pendidikan Boltim sebagai pengawasan.

Terkait papan proyek, Lanjut Sutjipto, seharusnya sudah dipasang sejak dilaksanakannya rehabilitasi, agar diketahui masyarakat. Jika bangunan direhap total, maka harus dimulai dari pembuatan pondasi dan tiangnya bukan ditampal melainkan ditancap ke bawah, kemudian di slop, agar kuat jika terjadi bencana.

“Saya harapkan dana dari Kementrian Pendidikan, dipergunakan Kepala Sekolah sebaik-baiknya, agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari,” ujar Sutjipto.

Terpantau awak media, nampak lima ruang kelas sudah dirobohkan dan disusun bata. Ada beberapa dinding lama yang masih dibiarkan berdiri hanya diganti kayu dengan besi, lalu dicor, tanpa slop di bagian bawah. Sedangkan toilet akan diperbaiki pada bagian lantai.

*Mat/Abdyanto Mokodongan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.