Boltim, Inatonreport.Com – Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) menggelar entry meeting bersama Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), di Kantor Bupati Boltim, Selasa (10/4).
Inspektur Daerah Pemkab Boltim, Dra Meyke Mamahit, mengatakan, tahap pemeriksaan rinci atas laporan keuangan yang telah diserahkan pada tanggal 2 april 2018 kepada BPK RI akan dilaksanakan selama 40 hari ke depan.
“Pelaksanaan pemeriksaan rinci selama 40 hari, tentunya membutuhkan sikap kooperatif dari setiap SKPD,” ujar Meyke.
Pengendali Teknis Tim Pemeriksa BPK RI Perwakilan Provinsi Sulut, Puspita Dewi mengatakan, akan mengefektifkan melakukan pemeriksaan selama 40 hari secara penuh. Sehingga, dia meminta agar para pengelola keuangan tetap berada di Boltim selama proses pemeriksaan untuk memudahkan proses klarifikasi.
“Saya mohon dukungannya pada saat pelaksanaan, untuk tugas luar kalau memang tidak perlu sama sekali mohon bapak ibu berkenan stay di tempat,” ujar Puspita.
Sementara, Bupati Boltim Sehan Landjar SH, dalam sambutannya meminta seluruh SKPD untuk kooperatif selama proses pemeriksaan oleh BPK.
“Untuk efektifnya waktu, Sabtu bisa digunakan untuk melakukan kroscek lapangan. Saya minta semuanya siap terutama kepala satuan kerja sebagai pengendali harus benar-benar menaruh perhatian penuh. Saya juga akan berupaya tidak keluar daerah selama 40 hari pemeriksaan BPK,” tutur Landjar.
Landjar berharap, seluruh SKPD teliti mempelajari apa yang nantinya akan ditanyakan oleh BPK agar dapat memberikan tanggapan yang meyakinkan.
“Pelajari baik-baik sehingga tanggapannya match, konek dengan apa yang diharapkan oleh BPK,” terang Landjar.
Terkait Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK, Landjar menilai hal tersebut bukan sebuah prestasi tapi merupakan sebuah kewajiban yang harus dicapai oleh pemerintah daerah.
“Opini WTP itu bukan prestasi tapi kewajiban. Prestasi itu dapat diukur pada 4 hal yaitu terjadi penurunan angka kemiskinan, kemampuan daya beli masyarakat menguat, menurunnya angka pengangguran dan inflasi,” beber Landjar.
*Abdyanto Mokodongan