Diet Ketogenik yang Lagi Tren, Ini Kata Ahli

Ragam136 Views

Ketogenik adalah diet super rendah karbohidrat yang sedang naik daun. Sebelum mencoba, silakan simak ulasan berikut ini.

“diet ketogenik ketat hanya memakan karbohidrat ultra rendah, sekitar 20-30 gram sehari,” kata Dr Eric Westman, direktur Lifestyle Medicine Clinic di Duke University. Angka itu setara dengan jumlah karbohidrat dalam sebutir kecil apel.

Riset Westman pada diet-diet rendah karbohidrat menemukan diet itu dapat membantu mengurangi nafsu makan, menurunkan berat badan dan memperbaiki penanda penyakit jantung.

Jenis diet rendah karbohidrat itu meliputi Atkins, South Beach, Mediterania, hingga Zone yang dikatakan merupakan perbaikan besar pada tipikal pola makan Amerika yang kaya karbohidrat.

Namun, diet ketogenik yang populer disebut diet keto itu merupakan yang paling ketat membatasi karbohidrat.

Selain membatasi karbohidrat, keto pun membatasi konsumsi protein. Memangkas karbohidrat dan mengurangi protein, berarti menaikkan asupan lemak. “Anda bakal mengasup lemak sehat untuk mengisi 80 persen kalori dan 20 persen kalori berasal dari protein,” ujar Westman.

Seperti panduan pemangkasan karbohidrat, pemotongan asupan protein ini dapat menurunkan risiko penyakit dan memperpanjang usia masyarakat berusia di bawah 65 tahun.

Jadi apa sebenarnya arti “ketogenik” ini? Nama itu merujuk jenis khusus molekul pembawa energi yang disebut keton.

“Sebagian besar orang selalu berada dalam keadaan glukosis, artinya membakar glukosa dari karbohidrat untuk mendapatkan energi. Tetapi Anda menentukan apa yang dibakar tubuh berdasarkan asupan makanan,” katanya.

Dengan membatasi asupan karbohidrat, tubuh beralih ke keadaan “ketosis”, yang artinya membakar lemak, bukan glukosa.

“Ketosis sempat dipandang abnormal tetapi sebenarnya sangat sehat,” kata Westman.

Faktanya, diet ketogenik dipraktikkan hampir seratus tahun untuk mengobati serangan epilepsi, begitu kata Gary Yellen, profesor neurobiologi dari Harvard Medical School.

“Kembali ke studi-studi di tahun 1920-an yang menemukan jenis diet ini seperti bentuk Puasa terus menerus, yang diketahui sejak lama bermanfaat untuk epilepsi,” katanya.

Masih belum jelas bagaimana diet ketogenik bermanfaat untuk epilepsi. Tetapi Yellen menjelaskan serangan epilepsi seperti “badai elektrik” di otak.

“Ada saluran-saluran potasium di otak yang ketika terbuka tampaknya berpengaruh menenangkan badai elektrik itu. Menurut kami, saluran-saluran ini bekerja lebih baik ketika otak menggunakan keton, bukan glukosa sebagai sumber energi,” jelasnya.

Bahkan, ketika pengobatan epilepsi gagal, diet ketogenik dapat bermanfaat.

Lantas adakah manfaat diet keto ini untuk kita?

Riset Westman menemukan diet ketogenik dapat membantu mengatasi obesitas, diabetes tipe 2 dan penyakit perlemakan hati.

Tetapi untuk orang penderita penyakit-penyakit itu, juga lansia dan anak-anak, Westman mengatakan diet keto dapat berdampak “besar” terhadap asupan nutrisi dan kesehatan. Sebaiknya, diet ini dilakukan di bawah pengawasan ahli gizi.

“Tetapi jika Anda muda dan sehat, tak ada salahnya mengurangi asupan karbohidrat. Ini bukan konsep yang radikal,” katanya.

Efeknya, kita bakal mengalami bau napas tak sedap, sembelit dan gejala seperti flu. Minum banyak air putih dapat membantu mengatasi efek tak enak ini.

sedangkan manfaat yang dapat dirasakan berupa berkurangnya rasa lapar, lebih berenergi dan berat badan turun. Sejumlah penelitian awal menemukan perbaikan memori.

Dibutuhkan lebih banyak riset soal jenis diet karbohidrat rendah ekstrim yang berkaitan dengan diet keto untuk menemukan semua manfaat sehatnya.

“Ketogenik dan diet rendah karbohidrat lainnya mungkin terasa sulit ketika dipraktikkan dalam jangka panjang dan kemungkinan efek sampingnya belum ditemukan,” kata Dr David Ludwig, profesor gizi dari Harvard School of Public Health.

“Biasanya pembatasan ketat tidak diperlukan,” katanya. Ia menunjukkan bahwa tak semua karbohidrat sama dan kecepatan karbohidrat memengaruhi kadar gula darah yang disebut indeks glikemik membedakan jenis-jenis karbohidrat itu.

Pelaku diet keto ini menggunakan urin, darah atau alat tes napas untuk mengecek kadar keton yang beredar dalam tubuh mereka. Alat itu dapat memberi tahu jika tubuh kita membakar keton, bukan glukosa.

Menurut westman, tak ada bukti bahwa kadar keton seseorang lebih baik dari yang lain.

“Kadar air dalam sebuah aliran tidak dapat memberi tahu jumlah air yang mengalir di dalamnya. Sama halnya dengan mengukur kadar keton di dalam darah tidak dapat memberi tahu jumlahnya,” kata Westman.

Sampai penelitian membuktikan keseimbangan asupan karbohidrat, protein dan lemak yang paling optimal untuk kesehatan, mempraktikkan diet keto ketat dapat berbahaya.

Namun riset terakhir membuktikan, mengurangi karbohidrat dan menggantinya dengan lemak sehat tampaknya lebih sehat dan masuk akal.kmps/her
sumber:kompas.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.