Di Jaman Modern, Binatundak Tetap Eksis

0
506

Kotamobagu, Inatonreport.Com – Binarundak, makanan khas berbahan dasar beras ketan (dalam bahasa Mongondow di sebut Pulut) yang diisi dalam Bambu Muda dan dibakar menggunakan kayu api dan sabut kelapa ini, sangat familiar bagi masyarakat BMR dan daerah lainnya di Sulawesi Utara (Sulut).

Seperti yang ditekuni oleh Sulaeda Sugeha (67), warga Kelurahan Motoboi Besar, Kecamatan Kotamobagu Timur. Dirinya setiap hari membuat Binarundak yang dalam bahasa Manado disebut Nasi Jaha, untuk dijajakan dirumahnya sendiri, maupun pesanan beberapa pelanggan.

“Tiap hari saya membuat Binarundak sebanyak 10 kilogram untuk dijual per potong Rp2000. Ada kalanya juga membuat pesanan dari hajatan masyarakat sekitar sini,” ungkapnya.

Dia menerangkan, bahan membuat Binarundak cukuplah mudah didapatkan.

“Bahannya hanya beras ketan, kelapa, jahe dan gula pasir. Kemudian kita juga siapkan bambu muda, daun pisang yang akan di isi ke dalam bambu serta sabut untuk pembakaran. Lama pembakaran tergantung pengaturan besarnya api, bisa 4-5 jam,” terang Sulaeda.

Dia mengatakan, produksi Binarundaknya selama ini tidak dikeluhkan oleh para pembeli.

“Alhamdulillah, sampai saat ini para langganan sangat puas dengan Binarundak yang saya buat,” ujarnya.

*bmc/Rid

LEAVE A REPLY

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.